Halloween Costume ideas 2015
2017

Ilustrasi Penyakit Ketinggian
Assalammu'alaikum Sahabat..

Aktivitas outdoor seperti mendaki gunung semakin lama kian banyak peminatnya. Aktivitas mendaki gunung menyajikan olahraga sekaligus refresing yang menantang. Hal ini karena dilakukan di alam bebas, jauh dari teknologi perkotaan, juga tantangan alam seperti cuaca, kelembaban, dinginnya udara, dsb. Selain itu ada juga penyakit yang dapat menjangkiti pendaki gunung. Penyakit gunung dapat saja muncul saat seseorang sedang aktif dalam kegiatan pendakian gunung.

Banyak macam penyakit gunung, masing-masing memiliki resiko tersendiri. Penyakit gunung dapat menjadi berbahaya apabila kita telah terkena dan lambat dalam penanganannya. Sudah cukup banyak pendaki yang tewas akibat menyepelekan dan tidak tahu tentang penyakit gunung ini. Penting bagi pendaki tahu tentang penyakit gunung dan cara penanganannya sehingga dapat meminimalisir resiko saat mendaki gunung. Beberapa penyakit gunung yaitu:


1. Heat Cramps (Kram Karena Panas)

Heat cramps (kram karena panas) adalah kram/kejang otot yang hebat akibat dari keringan berlebihan, terjadi selama melakukan aktivitas pada cuaca yang sangat panas. Kram ini disebabkan oleh banyak kehilangan cairan dan garam (termasuk natrium, kalium, dan magnesium) dalam tubuh akibat keringat berlebih. Keringat berlebih itu sendiri sering terjadi ketika melakukan aktivitas fisik yang berat. Apabila tidak segera ditangani, kram ini dapat menyebabkan cedera otot serius dan juga penyakit lain seperti heat exhaustion (kelelahan karena panas).

Gejala yang muncul antara lain:
  • Kram yang tiba - tiba, biasanya timbul di jari kaki, tangan, betis, pundak, dan kaki.
  • Otot mengeras, tegang, otot sulit untuk dikendurkan, dan digerakkan.
  • Kram menimbulkan rasa sangat nyeri.

Tindakan penanganan:
  • Penderita perlu istirahat sejenak untuk memulihkan/melemaskan kondisi otot.
  • Membebaskan bagian yang kram dari adanya pembebanan.
  • Mengkonsumsi minuman/makanan yang mengandung garam.

2. Heat Exhaustion (Kelelahan Karena Panas)

Heat Exhaustion atau kelelahan karena panas adalah keadaan yang terjadi karena terpapar/terkena panas selama berjam-jam sehingga banyak kehilangan cairan tubuh akibat mengeluarkan banyak keringat. Banyaknya cairan tubuh yang keluar menimbulkan kelelahan, tekanan darah rendah bahkan hingga pingsan/tidak sadarkan diri. Apabila kelelahan ini tidak segera diatas maka dapat menimbulkan penyakit yang lebih serius yaitu heat stroke.

Gejala yang muncul antara lain:
  • Tubuh kelelahan dan lemas.
  • Rasa kecemasan yang meningkat.
  • Badan basah karena berkeringat.
  • Saat berdiri penderita akan merasa pusing karena darah terkumpul di dalam pembuluh darah tungkai, yang melebar akibat panas.
  • Denyut jantung menjadi lambat dan lemah.
  • Kulit menjadi dingin, pucat dan lembab.
  • Penderita menjadi linglung / bingung terkadang pingsan.

Tindakan penanganan:
  • Beristirahat di daerah yang teduh, usahakan posisi istirahat berbaring atau datar.
  • Meminum minuman yang mengandung elektrolit.
  • Apabila pingsan, lakulan pertolongan pertama pada orang pingsan.

3. Heat Stroke (Stroke Karena Panas)

Heat Stroke merupakan suatu keadaan yang dapat berakibat fatal. Heat stroke terjadi karena terpapar panas dalam waktu yang sangat lama, dimana penderita tidak dapat mengeluarkan keringat yang cukup untuk menurunkan suhu tubuhnya. Heat Stroke dapat menyebabkan kerusakan permanen atau kematian. Suhu yang mencapai 39-41° celsius adalah masalah yang sangat serius, 1 derajat di atasnya sering kali berakibat fatal. Kerusakan permanen pada organ dalam yang terjadi misalnya otak dapat melambat bekerja hingga bahkan berhenti bekerja dan sering berakhir dengan kematian.

Gejala yang muncul antara lain:
  • Sakit kepala atau pusing.
  • Perasaan berputar atau vertigo.
  • Kulit teraba panas, tampak merah dan biasanya kering.
  • Denyut jantung meningkat dan bisa mencapai 160-180 kali/menit (dimana normalnya adalah 60-100 kali/menit).
  • Laju pernafasan biasanya meningkat, tetapi tekanan darah jarang berubah.
  • Suhu tubuh meningkat, bahkan dapat mencapai 40° - 41° celsius, menyebabkan perasaan seperti terbakar.
  • Penderita dapat mengalami disorientasi (bingung) dan bisa mengalami penurunan kesadaran atau kejang.

Tindakan penanganan:
  • Pindahkan korban dengan segera ketempat yang sejuk, buka seluruh baju luarnya.
  • Bungkus korban dengan selimut yang sejuk dan basah. Usahakan agar selimut tetap basah. Dinginkan korban hingga suhunya mencapai 38° celcius.
  • Saat temperatur mencapai kira-kira 38° celcius, ganti selimut basah dengan yang kering, lanjutkan perawatan pada korban secara hati-hati.

4. Mountain Sickness (Penyakit Gunung)

Mountain sickness adalah penyakit gunung yang disebabkan salah satunya karena adanya penurunan kadar oksigen di dalam darah karena berada di ketinggian tertentu. Kita tahu bahwa semakin tinggi maka kadar oksigen di udara akan semakin berkurang. Faktor yang dapat menjadi penyebab penyakit gunung ini adalah kurangnya aklimatisasi (proses penyesuaian diri pada dua kondisi lingkungan yang berbeda) dan pergerakan mencapai ketinggian tertentu yang terlalu cepat.

Gejala yang muncul antara lain:
  • Kepala pusing.
  • Napas sesak.
  • Tidak nafsu makan.
  • Mual dan terkadang muntah.
  • Badan terasa lemas, lesu, malas.
  • Jantung berdenyut lebih cepat.
  • Penderita kesulitan tidur.
  • Muka nampak pucat.
  • Kuku dan bibir terlihat kebiru-biruan.

Tindakan penanganan:
  • Memberikan gas oksigen kepada penderita atau mengatur pola pernapasan.
  • Beristirahat yang cukup, pada umumnya gejala ini akan hilang dengan sendirinya setelah beristirahat selama 24 sampai dengan 48 jam.
  • Jika kondisi tidak membaik maka harus menurunkan penderita dari ketinggian tersebut, sekitar 500 sampai dengan 600 meter.

5. Hypotermia (Hipotermia)

Hipotermia adalah suatu keadaan dimana kondisi tubuh tidak dapat menghasilkan panas yang disertai dengan menurunnya suhu inti tubuh di bawah 35°C. Hal ini dapat disebabkan beberapa faktor, diantaranya: cuaca yang ekstrim (dingin, berangin, atau badai), bawaan pakaian yang tidak cukup sehingga terpaksa mengenakan pakaian basah, kurangnya makanan yang mengandung kalori tinggi.

Gejala yang muncul antara lain:
  • Tubuh kedinginan, lemas, kaku dan menggigil.
  • Muka pucat dan kulit kering.
  • Bingung, sikap seakan tidak wajar.
  • Jatuh kesadaran/pingsan.
  • Napas pelan dan pendek.
  • Denyut nadi yang pelan dan melemah.

Gejala apabila dilihat dari suhunya:
  • 37°C: Adalah suhu normal orang pada umumnya.
  • 36°C - 35°C: Menggigil dengan disertai bulu yang berdiri, namun masih terkendali atau dapat diatur. Mempengaruhi gerak langkah menjadi lamban dan koordinasi tubuh mulai terganggu.
  • 35°C: Menggigil hingga tidak terkendali.
  • 35°C - 33°C: Pengambilan keputusan dan koordinasi tubuh mulai kabur, langkah kaki sering tersandung, berbicara kasar (dipaksakan untuk keras).
  • 33°C: Tubuh semakin menggigil. Denyut nadi dan tekanan darah mulai menurun.
  • 32°C - 29°C: Menggigil berhenti. Kebingungan meningkat, meracau, ingatan hilang, gerakan seakan tersentak-sentak, bola mata mulai membesar.
  • 29°C - 28°C: Otot menjadi kaku, bola mata membesar, denyut nadi melemah dan tidak teratur, tarikan nafas melemah, warna kulit tubuh membiru/memutih, tingkah laku kacau, menuju ke arah tidak sadar.
  • 27°C: Pingsan dan bola mata tidak lagi menjawab gerakan cahaya, kehilangan gerakan spontan tampak seperti telah meningal.
  • 26°C: Koma yang sangat darurat, suhu tubuh mulai menurun dengan cepat sekali.
  • 20°C: Denyut jantung berhenti.

Tindakan penanganan:
  • Jangan biarkan orang yang terkena hipotermia tertidur, karena hal ini dapat membuatnya kehilangan kesadaran sehingga tidak mampu lagi menggangatkan badannya sendiri. Menggigil sebenarnya adalah usaha secara biologis dari badan untuk tetap hangat, karena itu usahakan untuk tidak tidur.
  • Berilah minuman hangat dan manis kepada penderita hipotermia.
  • Bila baju yang dipakai basah segera mungkin gantilah dengan baju yang kering.
  • Usahakan untuk mencari tempat yang aman dari hembusan angin, misalnya dengan mendirikan tenda atau pelindung lainnya.
  • Jangan membaringkan penderita di tanah secara langsung dan usahakan agar memakai alas kering dan hangat (seperti, matras/aluminium foil) .
  • Masukkan penderita ke dalam kantong tidur. Usahakan agar kantong tidur tersebut di hangatkan terlebih dahulu. Umumnya saat memasukkan penderita ke dalam kantong tidur yang dingin tidak akan memadai karena badan penderita sulit menghasilkan panas yang mampu menghangatkan kantong tidur tersebut.
  • Letakkan botol atau kantong yang diisi dengan air hangat ke dalam kantong tidur untuk membantu memanaskan kantong tidur.
  • Bila kantong tidur cukup lebar, maka panas badan orang yang masih sehat dapat membantu penderita secara langsung, yaitu dengan tidur berdampingan di dalam satu kantong tidur. Kalau mungkin, dua orang masih sehat masuk ke dalam kantong tidur rangkap dua, kemudian si penderita di selipkan di tengah tengahnya.
  • Apabila memungkinkan buatlah perapian di kedua sisi penderita.
  • Segera setelah penderita sadar berikanlah makanan dan minuman manis atau hangat, karena hidrat arang merupakan bahan bakar yang cepat sekali menghasilan panas dan energi. Makanan yang dikenal efektif mengatasi hipotermia salah satunya yaitu bawang putih, karena dapat menghangatkan dari dalam seseorang.

6. Hipoksia

Hipoksia adalah kondisi simtoma kekurangan oksigen pada jaringan tubuh yang terjadi akibat pengaruh perbedaan ketinggian. Pada kasus yang fatal dapat berakibat koma, bahkan dapat berujung kematian. Namun, bila sudah terbiasa beberapa waktu, tubuh akan segera dan berangsur-angsur kembali ke kondisi normal.
Efek hipoksia yang paling dini terhadap fisiologi tubuh adalah menurunnya ketajaman penglihatan di malam hari, kecepatan bernapas paru-paru juga akan meningkat karena berusaha memperoleh oksigen sebanyak-banyaknya. Apabila keadaan lebih tinggi lagi, maka dapat dijumpai gejala-gejala seperti: rasa mengantuk, kelesuan, kelelahan mental, sakit kepala, mual dan kadang - kadang euforia atau rasa nyaman yang semu. Gejala yang paling nampak dominan adalah sakit kepala.

Jika hipoksia berlebihan maka akan membuat kejang, mengakibatkan koma dan mati rasa. Selain itu pertimbangan daya tanggap terhadap lingkungan menjadi berkurang sehingga menyebabkan kurangnya kontrol terhadap gerakan motorik. Hal tersebut memberikan dampak kemungkinan kecelakaan yang jauh lebih besar.

Tingkat penyakit hipoksia:
  • Hipoksia Fulminan, dimana terjadi pernapasan yang sangat cepat. Paru-paru menghirup udara tanpa adanya udara bersih dan oksigen. Sering ditemui kasus dalam waktu beberapa menit akan jatuh pingsan.
  • Hipoksia Akut, dimana terjadi pada udara yang tertutup akibat keracunan karbon monoksida atau gas lain. Misalnya, seorang pendaki gunung tiba-tiba panik ketika gas belerang datang menyergap. Udara bersih tergantikan oleh gas beracun, dan paru-paru tidak mampu menghirup udara bersih, sehingga pendaki dapat mendadak pingsan.

Dampak dari dipoksia adalah:
  • Kesulitan dalam koordinasi, berbicara, dan konsentrasi.
  • Kesulitan bernapas, mengantuk, kelelahan dan sianosis (warna kulit membiru).
  • Penurunan penglihatan, pendengaran dan fungsi sensorik lainnya
  • Tubuh berkeringat dingin.

Hipoksia yang berlanjut dapat mengakibatkan ketidaksadaran/pingsan, koma dan akhirnya meninggal. Hal ini tergantung pada ketinggian dan kondisi pendaki. Proses hipoksia timbul secara perlahan. Biasanya pendaki gunung yang terlalu lama dalam perjalanan pendakian, sesampainya di rumah tubuhnya tidak dapat menerima perubahan suhu.

Hipoksia yang terjadi agak lama, tentu saja akan mengganggu proses pernapasan yang dilakukan paru-paru. Untuk mencegah dampak buruk dari hipoksia, para pendaki gunung yang sebelumnya mengidap penyakit jantung, pernapasan dan gangguan sirkulasi darah dianjurkan untuk tidak mencapai ketinggian yang melebihi daya tahan tubuh. Dianjurkan sebelum mendaki gunung, seseorang diharapkan periksa keadaan dan kesehatan diri.

7. Frostbite

Frostbite dikenal juga dengan radang dingin dimana jaringan sel di dalam tubuh menjadi rusak karena terjadi pembekuan. Cuaca dingin membuat cairan sel diantara kulit dan kapiler membeku dan menjadi rusak karena pembekuan dan menyebabkan aliran menjadi tidak lancar. Apabila terdapat bagian-bagian yang tidak teraliri darah lebih dari 15 menit akan menimbulkan gangrene (pembusukan), sehingga harus di amputasi. Frostbite biasanya dapat timbul saat temperatur kulit yang berada di bawah 10°C.

Gejala yang muncul antara lain:
  • Kulit atau tubuh mengeras, padat, putih keabu - abuan.
  • Jaringan kulit akan mengeras dan dapat meluas ke otot dan selanjutnya ke tulang.
  • Bagian yang terkena frostbite terasa dingin bahkan mati rasa.

Tindakan penanganan:
  • Membungkus bagian yang terkena dengan bahan yang kering dan tahan air (water crous).
  • Memasukkan penderita ke dalam tenda, lalu masukkan bagian yang membeku ke dalam air hangat yang bersuhu 30°C.
  • Apabila telah meluas, jalan satu - satunya adalah dipotong/amputasi.
Sumber : http://www.ardhinw.com/2014/12/macam-macam-penyakit-gunung.html?m=1#

#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor

20.09 ,
Assalammu'alaikum Sahabat..
2. Beberapa Fenomena Peradaban di Cordoba

Berikut ini beberapa bangunan yang menunjukkan kemajuan peradaban di Andalusia terutama di Kota Cordoba. Dari sini kita dapat mengetahui sumbangan-sumbangan Islam dalam perjalanan sejarah manusia.

Jembatan Cordoba



Jembatan Cordoba

Termasuk salah satu keistimewaan Cordoba adalah Jembatan Cordoba yang letaknya ada di sungai al-Wadi al-Kabir. Jembatan ini dikenal dengan nama al-Jisr dan Qantharah ad-Dahr. Panjangnya sekitar 400 m, lebar 40 m, dan tingginya 30 m.

Ibnu al-Wardi dan al-Idrisi meberikan kesaksian bahwa jembatan tersebut melebihi jembatan-jembatan yang lain dari segi kemegahan bangunan dan kecanggihannya (Kharidah al-Aja’ib wa Faridah al-Ghara-ib, Hal. 12).
Jembatan yang menakjubkan tersebut dibangun pada permulaan abad kedua Hijriyah tahun 101 H, atau sejak 14 abad yang lalu. Jembatan ini dibangun oleh Gubernur Andalusia, as-Samh bin Malik al-Khaulani di masa kekhalifahan Umar bin Abdul Aziz. Artinya, jembatan ini dibangun pada saat manusia belum mengenal sarana transportasi kecuali binatang: keledai, onta, bighal, dan kuda. Dan ketika itu, sarana-sarana pembangunan belum secanggih saat ini. Hal inilah yang menjadikan jembatan tersebut salah satu kebanggaan peradaban Islam.

Masjid Cordoba

Masjid Raya Cordoba
Masjid Jami’ Cordoba merupakan salah satu unsur peradaban Cordoba yang sangat penting dan masih tetap bertahan hingga sekarang. Masjid tersebut dalam bahasa Spanyol disebut Mezquita, yang diambil dari kata masjid. Masjid ini adalah masjid yang paling masyhur di Andalusia, bahkan di seluruh Eropa. Namun, sekarang masjid ini dijadikan sebagai katedral. Masjid ini mulai dibangun Abdurrahman ad-Dakhil tahun 170 H / 786 M., kemudian diteruskan oleh putranya Hisyam dan khalifah-khalifah setelahnya. Setiap khalifah memberikan sesuatu yang baru kepada masjid tersebut, dengan memperluas dan memperindahnya agar menjadi masjid yang paling indah di Cordoba dan masjid terbesar di dunia saat itu.
Penulis kitab ar-Raudh al-Mi’thar mengatakan, “Di Kota Cordoba ini teradapat sebuah masjid yang sangat terkenal dan sering disebut-sebut. Masjid itu adalah masjid terbesar di dunia, luas, dengan teknik pembangunan yang modern, bentuk yang indah, dan bangunan yang sempurna.”
Para khalifah memberikan perhatian yang besar terhadap Masjid Cordoba ini. Mereka memberikan tambahan demi tambahan, penyempurnaan demi penyempurnaan hingga mencapai tingkat yang sempurna, bangunan yang membuat kagum, dan tidak dapat dijelaskan dengan kata-kata.
Tidak ada masjid kaum muslimin yang menyerupai masjid ini dari segi keindahan, luas, dan besarnya. Separuh masjid dibuat beratap dan separuhnya lagi tidak. Jumlah lengkungan bangunan yang beratap ada empat belas. Ada 1000 tiang, baik tiang yang besar ataupun kecil. Ada 113 sumber penerangan, penerangan yang terbesar terdapat 1000 lampu dan yang paling kecil memuat 12 lampu.
Tiang-tiang dan lengku-lengkung di dalam Masjid Cordoba

Seluruh kayunya berasal dari pohon cemara Thurthusy. Besar pasaknya satu jengkal dan panjangnya 30 jengkal, antara satu pasak dengan pasak yang lain dipasang pasak yang besar. Di atapnya terdapat bermacam-macam seni ukir yang antara satu dengan yang lain tidak sama. Susunannya dibuat sebaik mungkin dan warna-warnanya terdiri dari warna merah, putih, biru, hijau, dan hitam celak. Arsitektur dan warna-warni itu menyenangkan mata dan menarik hati. Luas tiap-tiap penyusun atap adalah tiga puluh tiga jengkal. Jarak antara satu tiang dengan tiang yang lain lima belas hasta, dan masing-masing tiang bagian atas dan bawahnya dibuat dari batu marmer pualam.
Masjid ini mempunyai mihrab yang sangat indah, dihiasi ukiran-ukiran dengan teknik yang sempurna, dan terdapat mozaik yang dilapisi emas. Hal ini sampai membuat pemimpin Konstantinopel mengirim utusan kepada Abdurrahman an-Nashir Lidinillah. Di dua arah mihrab ada empat tiang, dua tiang berwarna hijau dan dua lagi berwarna violet kehijau-hijauan. Di bagian ujung dipasangi lapisan
Mihrab Masjid Cordoba yang masih berhiaskan kaligrafi Alquran

marmer yang dihias dengan emas, lazuardi, dan warna-warna lainnya. Di sebelah mihrab terdapat mimbar yang keindahannya tidak ada yang menandinginya; kayunya adalah kayu ebony, box, dan kayu untuk wewangian. Konon, mihrab tersebut dibuat selama tujuh tahun dan dikerjakan oleh tujuh orang ahli, selain tukang pembantu.
Di sebelah Utara mihrab terdapat gudang yang di dalamnya terdapat beberapa wadah yang terbuat dari emas, perak, dan besi. Semuanya untuk tempat nyala lampu pada setiap malam ke-27 bulan Ramadhan. Di gudang ini juga teradapat mushaf besar yang hanya dapat diangkat oleh dua orang, dan juga terdapat mushaf Utsman bin Affan radhiallahu ‘anhu yang beliau tulis dengan tangannya sendiri. Mushaf ini dikeluarkan setiap pagi oleh para penjaga masjid. Mushaf ditempatkan di atas kursi dan imam membaca separuh hizb darinya, kemudian dikembalikan ke tempatnya semula.
Di sebelah kanan mihrab dan mimbar adalah pintu yang menuju ke istana, terletak di antara dua dinding masjid yang berupa lorong yang beratap. Di lorong ini ada delapan pintu; empat pintu dari arah istana tertutup dan empat pintu dari arah masjid juga tertutup. Sedangkan masjid ini memiliki 20 pintu yang dilapisi dengan tembaga. Setiap pintu memiliki dua gagang pintu yang indah. Daun pintu dihiasai dengan beberapa butiran yang terbuat dari bata merah yang ditumbuk dengan berbagai macam hiasan yang lain.
Dalam setiap bagian dari empat arah lingkaran menara terdapat dua buah lengkungan yang dibuat batu marmer. Di samping menara juga ada ruang yang memiliki empat pintu tertutup. Ruang ini digunakan tempat tidur oleh dua muadzin setiap malam. Di atas ruang terdapat tiga wadah minyak yang terbuat dari emas dan dua wadah lainnya terbuat dari perak dan daun tumbuhan lili.
Secara keseluruhan, para petugas masjid berjumlah enam puluh orang. Dan mereka dipimpin oleh satu orang yang mengawasi kerja mereka (ar-Raudh al-Mi’thar fi Khabar al-Aqthar, 1/456-457). Keterangan yang hamper sama juga diberikan oleh Ibnu al-Wardi dalam kitabnya Kharidhah al-Aja’ib wa Faridah al-Ghara’ib.
Halaman Masjid Cordoba dipenuhi dengan tanaman jeruk dan delima agar buah-buahnya dapat dimakan orang-orang yang lapar dan para musafir yang datang ke kota Cordoba.

Menara masjid yang sudah ditambahi lonceng-lonceng katedral


Universitas Cordoba
Peran Masjid Cordoba tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun masjid ini juga berfungsi sebagai universitas, bahkan salah satu yang paling masyhur di dunia dan markas ilmu di Eropa. Dari universitas ini, ilmu-ilmu Arab ditransfer ke Eropa selama berabad-abad. Segala cabang ilmu diajarkan di sini dan para pengajarnya merupakan orang-orang yang sangat kompeten di bidangnya. Para pencari ilmu datang ke unversitas ini, baik dari Timur maupun dari Barat. Para pengajar dan dosen diberi imbalan dengan gaji yang layak agar mereka fokus mengabdikan diri untuk mengajar dan menulis dengan baik. Para siswa pun diberi uang saku secara khusus, dan orang-orang yang tidak mampu diberikan beasiswa dan bantuan.
Itulah yang memperkaya khazanah ilmiah secara signifikan di Cordoba pada saat itu. Dan Cordoba mampu melahirkan ilmuan-ilmuan yang mengabdi kepada Islam dan kaum muslimin secara khusus dan dunia secara umum. Tidak hanya di bidang ilmu tertentu, akan tetapi juga di berbagai disiplin ilmu. Di antara mereka adalah az-Zahrawi (325 – 404 H / 936 – 1013 M), seorang ahli bedah yang paling masyhur, dokter, dan ahli obat-obatan, dan pembuatannya. Ada juga Ibnu Bajah, Muhammad al-Ghafiqi, Ibnu Abdil Bar, Ibnu Rusy, al-Idrisi, Abu Bakar Yahya bin Sa’dun bin Tamam al-Azdi, Qadhi al-Qurthubi an Nahwi, al-Hafizh al-Qurthbi, Abu Ja’far al-Qurthubi, dan masih banyak ilmuan-ilmuan lainnya.
Sumber: Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani

Bersambung ke Halaman selanjutnya Sejarah Kota Cordoba (Bagian 3/4)
#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor

20.01 ,
Assalammu'alaikum Sahabat..
Kemajuan Kota Cordoba di abad 10 M melebihi kota-kota lain yang ada di Eropa. Kota ini menjadi tempat perhatian dunia dan sesuatu yang mengagumkan, sama halnya dengan Kota Venesia di Balkan. Para turis yang datang dari Utara merasakan kekhusyukan dan kewibawaan kota yang memiliki tujuh puluh perpustakaan dan sembilan ratus pemandian umum ini.

Ketika para pemimpin Kota Lyon, Nevar, dan Barcelona membutuhkan ahli bedah, insinyur, arsitek bangunan, penjahit pakaian atau ahli musik, maka mereka langsung menuju ke Kota Cordoba. Inilah kesaksian orang Barat, J. Brand Trend, terhadap Kota Cordoba pada abad keempat Hijriyah (sepuluh Masehi).

Sebagai perpanjangan dari peradaban Islam, baik dari segi ilmu, nilai, dan keagungan, muncullah sang bintang, Kota Cordoba, yang menjadi saksi bisu atas pencapaian peradaban kaum muslimin dan kemuliaan Islam pada saat itu, yaitu pada pertengahan abad keempat Hijriyah atau sepuluh Masehi ketika bangsa Eropa dalam kegelapan.

Cordoba adalah suatu nama yang senantiasa memiliki alunan nada yang khusus di telinga setiap orang Eropa yang mempercayai kebangkitan dan peradaban kemanusiaan. Al-Muqri mengatakan bahwa sebagian ulama Andalusia mengatakan,

Cordoba menjadi terdepan karena empat alasan
Pertama, jembatan al-Wadi, kedua Masjid Jami’
Ketika, az-Zahra dan yang keempat ilmu pengetahuan
Yang akhir paling besar secara keseluruhan (Nafh ath-Thayyib Min Ghusn al-Andalus ar-Rathib, 1/53).
Jembatan Cordoba di Sungai al-Wadi al-Kabir
Madinah az-Zahra, Cordoba


Kita akan mengupas beberapa topik tentang kota yang indah ini, di antaranya:
  1. Cuplikan sejarah dan geografi Cordoba.
  2. Beberapa fenomena peradaban di Cordoba.
  3. Dordoba kota metropolitan.
  4. Cordoba dalam pandangan ulama dan sastrawan.
1. Cuplikan Sejarah dan Geografi Cordoba
Kota Cordoba tampak dari atas

Kota Cordoba terletak di sungai al-Wadi al-Kabir di bagian Selatan Spanyol. Kota ini didirikan oleh bangsa Cordoba yang tunduk kepada pemerintahan Romawi dan Visigoth (Bangsa Goth) (Maus’ah al-Maurid al-Hadits). Kota ini ditaklukkan oleh panglima Islam yang terkenal, Thariq bin Ziyad, pada tahun 93 H / 711 M. Sejak saat itu kota Cordoba memulai tatanan hidup baru dan mengukir sejarah yang sangat penting dalam sejarah peradaban umat manusia. Kecemerlangan Cordoba sebagai kota peradaban mencapai puncaknya pada tahun 138 H / 759 M, ketika Abdurrahman ad-Dakhil mendirikan daulah Umayyah II di Andalusia setelah sebelumnya runtuh di Damaskus oleh orang-orang Abbasiyah.


Pada masa Abdurrahman an-Nashir, khalifah pertama Umayyah di Andalusia, kemudian putranya al-Hakam al-Mustanshir, Kota Cordoba mencapai puncak kemajuan dan masa keemasannya. Apalagi kota ini dijadikan sebagai ibu kota Daulah Umayyah II dan tempat istana kekhalifahan di dunia Barat.
Pada masa ini, Cordoba juga dijadikan sebagai pusat ilmu pengetahuan dan peradaban dunia sehingga menyaingi Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium di benua Eropa, Kota Baghdad ibu kota Daulah Abbasiyah di Timur, Kota Kairawan dan Kairo di Afrika, sehingga orang-orang Eropa menyebut Cordoba dengan “Mutiara Dunia”.
Perhatian Dinasti Umayyah terhadap Kota Cordoba mencakup beberapa sisi kehidupan, seperti: pertanian, perindustrian, pembangunan benteng-benteng, pembuatan senjata, dan lain sebagainya. Mereka juga membuat aliran-aliran air dan mengimpor berbagai macam pohon dan tanaman buah untuk di tanam di kota ini.
Sumber: Madza Qaddamal Muslimuna lil ‘Alam Ishamatu al-Muslimin fi al-Hadharah al-Insaniyah oleh Raghib as-Sirjani

Bersambung ke Halaman selanjutnya Sejarah Kota Cordoba (Bagian 2/4)

#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor

Assalammu'alaikum Sahabat..

Tips Memilih Sleeping Bag

Sleeping bag agaknya menjadi perlaatan wajib saat mendaki gunung. Sleeping bag memiliki fungsi utama untuk menghangatkan tubuh saat berada di gunung yang notabene memiliki udara yang dingin. Di pasaran kini telah beredar berbagai jenis sleeping bag dengan bermacam harga dan model. Namun bagaimana memilih sleeping bag yang tepat untuk melakukan kegiatan pendakian?
Pertimbangan pertama saat anda akan memilih sleeping bag adalah tujuan atau destinasi anda saat bepergian. Sleeping bag dibuat dengan desain dan bahan yang berbeda-beda disesuaikan dengan tujuan bepergian. Apakah anda akan menggunakan sleeping bag di gunung atau hanya sekedar travelling? Tujuan anda ini akan menentukan jenis, harga, dan bahan sleeping bag yang anda pilih. Jadi sebelum membeli, tentukan dulu destinasi anda, jangan sampai anda membeli sleeping bag yang salah. Misalnya sleeping untuk travelling atau backpacker akan memiliki bahan yang lebih tipis dibandingkan dengan sleeping bag yang digunakan untuk mendaki gunung.
Hal selanjutnya yang menjadi pertimbangan anda adalah bahan dari sleeping bag tersebut. Sleeping bag dibuat dengan berbagai macam bahan diantaranya adalah :

(1) parasit; bahan parasit akan memiliki bobot yang cukup ringan, bahan parasit bisanya dilapisi dengan kapas atau bulu di bagian tengahnya yang akan membuat anda lebih hangat,

(2) sitetis; sleeping bag dengan bahan sintetis adalah sleeping bag yang sangat disarankan jika anda hobi melakukan pendakian, Karen bahan sintetis ini ringan dan mudah kering,

(3) Dacron/polar; kedua bahan ini memiliki keunggulan tersendiri, bahan Dacron lebih ringan dibandingkan dnegan bahan polar, namun bahan polar dengan bobot yang berat memberikan kehangatan yang lebih baik dibandingkan dengan bahan dacron.

Secara umum bentuk sleeping bag terbagi ke dalam dua macam, yaitu sleeping bag dengan bentuk mumi dan sleeping dengan bentuk tikar. Sleeping bag dengan bentuk tikar biasanya lebih disukai oleh mereka yang hobi melakukan travelling atau backpacker.

Hal ini disebabkan model tikar dapat dialihfungsikan menjadi selimut. Sleeping bag dengan bentuk mumi akan lebih sering dipilih oleh mereka yang hobi melakukan kegaiatan di alam bebas. Sleeping bag jenis mumi ini umumnya lebih hangat dibandingkan dengan sleeping bag dengan jenis tikar.

Sekali lagi tergantung kebutuhan anda. Jika anda lebih sering melakukan travelling maka pilihlah sleeping bag dengan jenis tikar sedangkan jika anda lebih sering mendaki gunung maka pilihlah sleeping bag dengan model mumi yang lebih hangat. Sleeping bag lain juga anda yang memiliki bentuk dengan lubang pada tangan, sleeping bag ini membuat penggunanya lebih mudah bergerak dibandingkan dengan model mumi atau tikar.

Harga menentukan kualitas. Di pasaran banyak beredar sleeping bag dengan harga seratus ribuan hingga jutaan rupiah. Tentu saja sleeping dengan harga yang lebih tinggi akan memberikan kualitas yang lebih baik dibandingkan dengan sleeping bag dengan harga yang murah.

Sleeping bag harus digunakan dengan baik dan benar. Jika akan menggunakan sleeping bag sebaiknya lepaskan jaket waterproof anda. Memakai jaket waterproof di dalam sleeping bag akan menghambat proses pelepasan uap tubuh anda, hal ini dapat menyebabkan anda mengalami dehidrasi. Adakalanya sleeping bag akan menjadi dingin jika berada pada suhu yang rendah, untuk mengatasinya anda dapat memasukan botol berisi air hangat ke dalam sleeping bag sebelum digunakan. Banyaklah bergerak sebelum menggunakan sleeping bag, hal ini juga akan membuat sleeping bag terasa lebih hangat ketika digunakan.

#CordobaRendoor
#CordobaRentalOutdoor

Assalammu'alaikum Sahabat..


السَّلاَمُ عَلَيْكُمْ وَرَحْمَةُ اللهِ وَبَرَكَاتُه

HADITS HARI INI

Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda :

تُدْنَى الشَّمْسُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ مِنَ الْخَلْقِ حَتَّى تَكُوْنَ مِنْهُمْ كَمِقْدَارِ مِيْلٍ، قَالَ سُلَيْمُ بْنُ عَامِرٍ : فَوَاللهِ، مَا أَدْرِي مَا يَعْنِي بِالْمِيْلِ أَمَسَافَةَ اْلأَرْضِ أَمْ الْمِيْلَ الَّذِي تُكْتَحَلُ بِهِ الْعَيْنُ، قَالَ : فَيَكُوْنُ النَّاسُ عَلَى قَدْرِ أَعْمَالِهِمْ فِي الْعَرَقِ فَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى كَعْبَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى رُكْبَتَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يَكُوْنُ إِلَى حَقْوَيْهِ، وَمِنْهُمْ مَنْ يُلْجِمُهُ الْعَرَقُ إِلْجَامًا، وَأَشَارَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِيَدِهِ إِلَى فِيْهِ

“Pada hari kiamat, matahari didekatkan jaraknya terhadap makhluk hingga tinggal sejauh satu mil.” –Sulaim bin Amir (perawi hadits ini) berkata: “Demi Allah, aku tidak tahu apa yang dimaksud dengan mil. Apakah ukuran jarak perjalanan, atau alat yang dipakai untuk bercelak mata?” Nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda: “Sehingga manusia tersiksa dalam keringatnya sesuai dengan kadar amal-amalnya (yakni dosa-dosanya). Di antara mereka ada yang keringatnya sampai kedua mata kakinya. Ada yang sampai kedua lututnya, dan ada yang sampai pinggangnya, serta ada yang tenggelam dalam keringatnya.” Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam memberikan isyarat dengan meletakkan tangan ke mulut beliau.” (Hadits shahih. Diriwayatkan oleh Muslim, no. 2864)

#KomunitasPendakiMuslim #KPMSoloraya #CordobaRentalOutdoor #CordobaRendoor
#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor


Assalammu'alaikum Sahabat..

Royatul Islam Hidup Selamanya (2)

TERUS BERGERAK ATAU MATI

Oleh : Abu Nusaibah Royatul Islam
Instagram : hanny_tachta

Dari Abdullah bin Mush’ab Az Zubaidi dan Hubaib bin Abi Tsabit, keduanya menceritakan,

Telah syahid pada perang Yarmuk al-Harits bin Hisyam, Ikrimah bin Abu Jahal dan Suhail bin Amr. Mereka ketika itu akan diberi minum, sedangkan mereka dalam keadaan kritis, namun semuanya saling menolak. Ketika salah satu dari mereka akan diberi minum dia berkata, “Berikan dahulu kepada si fulan”, demikian seterusnya sehingga semuanya meninggal dan mereka belum sempat meminum air itu.
Dalam versi lain perawi menceritakan,

Ikrimah meminta air minum, kemudian ia melihat Suhail sedang memandangnya, maka Ikrimah berkata, “Berikan air itu kepadanya.” Dan ketika itu Suhail juga melihat al-Harits sedang melihatnya, maka ia pun berkata, “Berikan air itu kepadanya (al Harits)”. Namun belum sampai air itu kepada al Harits, ternyata ketiganya telah meninggal tanpa sempat merasakan air tersebut (sedikitpun).
 HR Ibnu Sa’ad dalam ath Thabaqat dan Ibnu Abdil Barr dalam at Tamhid, namun Ibnu Sa’ad menyebutkan Iyas bin Abi Rabi’ah sebagai ganti Suhail bin Amr

- Regu Ar Rayah (Jalur Linggarjati) -
Udara semakin dingin, hutan semakin gelap, dan hujan semakin deras. Sebanyak 11 orang pendaki tengah diuji, pada rute terberat Atap Jawa Barat, Jalur Linggarjati.

Aconk Haryadi, Dodi Adikusumah, dan Aditya Rizki Purnama menyusuri gelapnya hutan sambil terus berteriak memanggil salah satu anggota Regu Ar Rayah yang hilang, Dadan Hamdan. Pria yang akrab disapa Dadan tersebut diketahui hilang sekitar 17.15 WIB. Pada saat mengetahui Dadan hilang, Regu Ar Rayah tengah dalam perjalanan dari Pos Bapa Tere menuju pos berikutnya. Seketika itu juga, regu dipecah menjadi 2 tim.

Tim Pencarian terdiri dari Aconk, Dodi, dan Adit. Sementara itu, Tim Pemulihan terdiri dari Rahmat Supriatna (Brand), Asep Bagja, Tofan, Agus Suprayitno, Darmawan, Khusnan Riyadin, dan Tachta Rizqi Yuandri. Pada Tim Pemulihan, Brand, Khusnan, Asep, dan Tofan bertugas mendirikan tenda. Adapun Darmawan dan Agus tengah dalam kondisi cedera kaki dan sakit.

Sementara Tachta, berkali-kali mengirim SMS dan terus mencoba menelepon Dadan, berharap mendapatkan info darinya. Dia terpaksa tidak ikut pencarian karena khawatir handphone (hp) rusak oleh air hujan dan justru sinyal hilang ketika melakukan pergerakan.

Perasaan gelisah, perut yang lapar, dan kondisi fisik yang lelah mengawali ujian luar biasa terhadap Regu Ar Rayah pada Sabtu 21 Januari 2017 di ketinggian 2.025 mdpl.


Inilah kisahnya,
SMS Dari Allah
Pada Tim Pemulihan, hp yang masih memiliki sinyal adalah hp milik Tachta. Pada saat itu, dirinya sangat berharap ada informasi dari Dadan. Sebab, info sekecil apapun dapat menyelamatkan nyawa Dadan.


"Kang Dadan adalah sahabat saya sejak saya masih bujangan, sejak saya masih kuliah, sejak 7 tahun lalu. Kami pernah mengalami susah dan senang bersama. Tertawa bersama dan sedih bersama. Bisa dibayangkan bagaimana perasaan saya ketika mengetahui Kang Dadan hilang di jalur pendakian paling berat di Gunung Ciremai, Jalur Linggarjati. Namun, saat itu, saya sangat yakin, bila saya ada di posisi Kang Dadan, saya akan mencoba memberi kabar melalui hp," ujar Tachta.


Tachta : Kang dmana. Kondisi gmana. Beberapa orang lagi nyari. Jangan panik.
18.14 WIB
Dadan : Dadan @seruni buka tenda aman salamet td hilangjejak
18.27 WIB

Mengapa bagian ini diberi sub judul SMS Dari Allah?Sebab, SMS dari Tachta kepada Dadan sebetulnya tidak pernah sampai. Pada saat itu, Tachta berpikir Dadan membalas SMS dirinya, padahal SMS itu adalah pesan yang dikirim Dadan atas inisiatif Dadan sendiri. SMS dari Tachta pada 18.14 WIB tidak sampai karena sulitnya sinyal di lokasi tersebut. Akan tetapi, dengan pertolongan Allah, SMS yang dikirim oleh Dadan justru bisa diterima oleh Tachta.



Adanya SMS dari Dadan disambut takbir oleh Tachta dan pendaki lain pada Tim Pemulihan. Pada kondisi seperti itu, SMS yang memiliki informasi lokasi sangat bernilai tinggi, karena bisa menentukan hidup dan matinya seseorang.
Mendapat kabar demikian, Tachta langsung berusaha menghubungi Aconk, Dodi, dan Adit. Sebab, mereka bertiga mencari Dadan dalam kondisi tidak mengetahui lokasi Dadan. Tachta mengirim SMS kepada seluruh anggota Tim Pencarian, tapi tidak ada respon. Ketiganya pun terus menerus ditelepon oleh Tachta, tapi tidak ada yang aktif satupun. Memang di Gunung Ciremai, koordinasi melalui jaringan telekomunikasi merupakan hal yang sangat sulit.


"Saya sudah sangat ingin menghampiri Pos Seruni, tempat Kang Dadan membuat tenda darurat atau populer dengan sebutan bivouac (bivak). Sebab, saya tidak tahu kondisinya, persediaan makanannya, dan lain-lain. Ditelepon sulit masuk, dan SMS saya yang menanyakan terkait perlengkapan dan konsumsi pun tidak dibalas. Saya sangat khawatir dia kedinginan atau kelaparan, sebab malam itu hujan cukup deras," kata Tachta.

Sekitar 20.00 WIB, Tim Pencarian kembali ke tenda di Pos Bapa Tere. Tachta langsung menanyakan apakah Tim Pencarian menemukan Dadan. Jawabannya ternyata negatif. Tim Pencarian tidak mencari sampai Pos Seruni, karena jaraknya memang sangat jauh dari Pos Bapa Tere. Apalagi, Tim Pencarian juga mesti memperhitungkan kemampuan peralatan yang mereka gunakan.

Jarak Pos Bapa Tere ke Pos Seruni yakni sekitar 800 meter. Jarak 800 meter di Jalur Linggarjati sangat berbeda dengan 800 meter di jalan raya. Bila berjalan di trotoar, 800 meter bisa di tempuh sekitar 5 sampai 10 menit. Di Ciremai, 800 meter bisa memakan waktu hingga sekitar 1 jam 15 menit bila turun dan sekitar 3 jam bila naik.


"Saya terkejut ketika Tachta menyampaikan Kang Dadan ada di Pos Seruni. Sebab, sebetulnya pencarian kami mungkin sudah hampir sampai pos tersebut. Akan tetapi, kami juga mesti memperhitungkan daya tahan senter yang kami gunakan. Seluruh senter yang kami gunakan hampir habis baterainya. Akhirnya, terpaksa kami hentikan pencarian dan kembali ke tenda," kata salah satu anggota Tim Pencarian, Dodi.

Ketiga anggota Tim Pencarian sudah terlalu lelah untuk kembali ke bawah menuju Pos Seruni. Sementara Tachta yang ingin segera mengevakuasi Dadan, tidak memiliki kemampuan membaca jalur dan tidak hafal jalur yang sudah dilewati.

"Saya sangat takut tersesat, tapi saya juga sangat khawatir pada Kang Dadan. Saat itu saya dikuatkan dan diyakinkan oleh Ustadz Aconk. Dia yakin saya tidak akan tersesat," ujar Tachta.

Saat itu, Aconk meyakinkan Tachta, selama terus mengikuti jalur pendakian, insya Allah aman. Namun ia berpesan hati-hati, lihat kondisi sekitar ketika menemukan jalan bercabang. Sebab, biasanya pada setiap jalan bercabang, pasti akan ada papan petunjuk arah.

Setelah diyakinkan, akhirnya Tachta siap bergerak melakukan evakuasi. Saat itu, pendaki lain yakni Khusnan juga menyatakan siap untuk turut melakukan evakuasi.

Khusnan sejak awal ingin bergabung dalam Tim Pencarian. Namun, Komandan Regu (Danru), Aconk memerintahkan Khusnan untuk berada di Tim Pemulihan. Oleh karena itu, ketika memiliki kesempatan, Khusnan langsung mengajukan diri untuk melakukan pencarian.


Tachta : "Antum sudah makan?"

Khusnan : "Sudah, Kang. Saya sudah lumayan makan tadi. Insya Allah saya siap turun."

Tachta : "Baik, saya makan dulu. Supaya ada tenaga dan tidak kedinginan."


Tachta memakan sekitar 3 atau 4 suap kornet kaleng. Setelah itu menutup kembali kornet kaleng tersebut dan memasukannya ke saku celana. Tachta berpikir, bila Dadan lapar, setidaknya kornet tersebut bisa untuk mengganjal dan sebagai sumber tenaga ketika mendaki.

Akhirnya, Tachta dan Khusnan bergerak cepat turun dari Pos Bapa Tere menuju ke Pos Seruni. Perkiraan Aconk, dengan bergerak cepat dan sudah mengetahui tujuan, Tachta dan Khusnan bisa mencapai Pos Seruni dalam waktu sekitar 30 menit.

"Perkiraan ternyata meleset. Kami yang sudah bergerak secepat mungkin menembus gelapnya hutan dan hujan yang lumayan deras, ternyata sampai di Pos Seruni dalam waktu 1 jam 15 menit. Hampir 3 kali lebih lama dari perkiraan," ujar Khusnan.

"Saya terkejut ketika Khusnan menyampaikan bahwa kami sudah berjalan sekitar 1 jam 15 menit. Tidak saya sangka ternyata cukup lama. Saya menjadi sedikit was-was, karena ketika kembali ke atas nanti, ke Pos Bapa Tere, pasti akan memakan waktu lebih lama, sekitar 2,5 hingga 3 jam. Sebab, mendaki biasanya lebih lama dari turun," kata Tachta.

Ketika Tachta dan Khusnan tiba di Pos Seruni sekitar 21.45 WIB, Dadan tengah dalam kondisi tidur dan memprihatinkan. Ia menyelimuti dirinya dengan sleeping bag dan trash bag. Matras yang ia gunakan langsung bersentuhan dengan tanah dan mulai rembes oleh genangan air hujan.

1 lapis. Ia juga dalam kondisi kedinginan sebab tenda darurat hanya melindungi bagian atas, sementara bagian samping tidak tertutup. Akibatnya, badannya tidak terlindungi dan angin langsung menerpa badannya. Terlambat 2 atau 3 jam, bisa jadi nyawa Dadan tidak terselamatkan.

"Ketika Kang Dadan bangun, ia tampak sangat terkejut melihat kami berdua. Bila saya jadi dirinya, mungkin saya pun akan sempat ragu, apakah yang datang betul-betul manusia atau bukan," ujar Tachta.

Bahkan, Dadan yang sebelumnya mendengar Khusnan berteriak memanggil nama dirinya sempat menganggap itu mimpi atau halusinasi.

"Saya sempat mendengar nama saya dipanggil. Akan tetapi, saya pikir itu mimpi atau halusinasi. Sebab, selama saya sendirian di tenda darurat, saya beberapa kali diganggu oleh makhluk gaib. Sebelum sholat maghrib, makhluk gaib entah apa mengitari tenda saya beberapa kali dan itu sangat nyata. Dia berputar berkeliling tenda dengan cukup cepat. Saya hanya terus berdzikir dan membaca tulisan di bendera yang saya bawa di carrier (ransel besar untuk membawa barang) saya. Laa ilaa ha illallaah muhammadurrasulullaah. Itu saya ulang-ulang terus," kata Dadan.

Selain diganggu makhluk gaib, tenda darurat Dadan juga sempat dimasuki oleh ular. Belum lagi perilaku unik seseorang yang sempat melintas melewati Dadan ketika ia tengah membangun tenda darurat. Dadan sempat minta tolong pada orang tersebut, tapi orang tersebut justru melangkah makin cepat dan tidak terkejar oleh Dadan.

"Banyak hal yang saya alami ketika sendirian sampai Tachta dan Khusnan tiba," ujarnya.

Akhirnya, sambil menunggu Dadan melakukan reorientasi (peninjauan kembali wawasan untuk menentukan sikap) karena sempat shock, Tachta dan Khusnan juga ikut beristirahat dalam tenda darurat itu.

"Kang Dadan, sekarang Kang Dadan makan dulu, ini kami bawa kornet. Supaya ada tenaga buat naik nanti. Sekalian juga Kang Dadan reorientasi dan kumpulkan kembali logika. Saya punten pamit mau istirahat dulu sebentar. Maksimal 30 menit lagi, kita mesti paksakan bergerak, kalau tidak kita semua bisa kena hipotermia," ujar Tachta.


Hanya berselang sekitar 20 menit dari ucapan Tachta tersebut, dirinya secara perlahan menjadi pucat dan menggigil kedinginan.


"Kang badannya digerak-gerakin, Kang. Saya bilang seperti itu ke Kang Tachta sambil menggoncang-goncangkan tubuh Kang Tachta. Sementara Kang Tachta hanya menggigil dalam posisi tidur dan menekukan badan," ujar Khusnan.

Melihat kondisi Tachta yang demikian, Dadan menjadi sangat khawatir. Sambil mempercepat berkemas, ia terus bertawasul kepada Allah dengan kebaikan Tachta dan Khusnan yang mau menjemput dirinya.

Usai berkemas, Dadan dan Khusnan bersiap untuk kembali bergerak. Tachta yang kedinginan memaksakan dirinya untuk berdiri dan terus bergerak agar tidak kedinginan.

"Saya memang mestinya menggerakan badan supaya mengurangi kedinginan. Akan tetapi, saya sangat ngantuk dan kelelahan untuk bergerak. Akhirnya saya berbaring dan mencoba tidur. Ternyata baru sekitar 20 menit berbaring, saya sudah sangat kedinginan dan kesadaran saya menurun drastis," kata Tachta.

Kekuatan Dari Allah

Setelah melakukan perjalanan melelahkan, menembus gelapnya hutan, dan hujan yang cukup deras, Khusnan masih harus mengangkut carrier milik Dadan yang beratnya tidak kurang dari 10 kg. Bukan cuma sekedar mendaki, tapi mendaki bagian terberat di Jalur Linggarjati. Bagian antara Pos Seruni dan Pos Bapa Tere adalah yang terberat selama pendakian karena terdapat tanjakan yang kemiringannya hampir 90 derajat.

Seringkali mereka bertiga mesti berpegangan pada akar pohon atau sejumlah tali yang sudah terikat dan disediakan oleh Petugas Taman Nasional Gunung Ciremai pada tanjakan tersebut. Tachta beberapa kali berhenti karena sangat lelah dan kehausan.

"Khusnan luar biasa. Saya saja yang hanya membawa air di jeriken sudah kepayahan dan beberapa kali berhenti karena tidak kuat berjalan. Minum, istirahat sekitar 5 menit, lalu lanjut mendaki lagi. Sementara Khusnan tidak mengeluh sedikitpun. Dia hanya istirahat ketika saya beristirahat," ujar Tachta.

Kekuatan Khusnan menular ke Dadan. Setelah sebelumnya makan dan telah berjalan cukup lama, Dadan memutuskan untuk mengurangi beban carrieryang dibawa Khusnan dan membawanya sendiri.

"Tachta dan Khusnan sangat kelelahan, saya bisa melihatnya dari wajah mereka. Kami bertiga sempat beristirahat di tengah-tengah pendakian. Mereka berdua sampai tertidur saking lelahnya. Ketika mereka tidur, gangguan makhluk gaib kembali menghampiri saya. Suara-suara menakutkan menganggu saya. Saya membaca Al Fatihah dan bertawasul dengan kebaikan salah satu ulama ternama, Taqiyyuddin An Nabhani," ujar Dadan.

Setelah Dadan berdoa, Tachta dan Khusnan terbangun dan mereka kembali meneruskan pendakian. Namun, tak disangka, Allah memberikan kekuatan pada Dadan. Tepat ketika Khusnan sangat kelelahan, Dadan memutuskan membawa carrier sendiri. Adapun Tachta dan Khusnan membantu membawa sebagian kecil barang lain yang sebelumnya sudah dikeluarkan daricarrier lebih dahulu.

"Ketika Khusnan membawa carrier milik saya, sebelum mereka berdua tertidur, saya sempat minta maaf pada Khusnan karena sudah merepotkan. Saya tidak tahu bagaimana mesti membalasnya. Belum tuntas saya meminta maaf, Khusnan langsung memotong perkataan saya dan berkata kita dah ngaji kang, orientasinya dah lain sama dulu. Mendengar perkataan tersebut, saya tidak dapat menahan tangis syukur karena berada di tengah-tengah syabab (sebutan aktivis Hizbut Tahrir laki-laki)," tutur Dadan.

Setelah sekitar 2,5 jam mendaki, akhirnya mereka bertiga tiba di Pos Bapa Tere sekitar 00.45 WIB. Mereka langsung disambut oleh rekan-rekan lain dan dibuatkan makanan dan minuman hangat.

"Saya sangat ngantuk dan lapar. Sampai tenda, saya ngobrol sebentar dengan Ustadz Aconk, lalu langsung makan dan tidur. Pengalaman luar biasa dan banyak hikmah yang saya dapatkan. Kembalinya Kang Dadan ke regu kami, adalah harta paling berharga selama Misi Royatul Islam. Mungkin malam itu bisa dikatakan tidur paling nyenyak dan nikmat selama hidup saya," kata Tachta.

Kejadian luar biasa yang menimpa Regu Ar Rayah memberikan banyak hikmah pada regu tersebut. Setelahnya, regu menjadi lebih solid dan kompak. Setelah semua hal yang mereka alami, Regu Ar Rayah memutuskan untuk terus maju.

Sejak awal, Misi Royatul Islam memang bukan misi sembarangan. Mereka sudah berkali-kali diberikan ujian dalam misi tersebut. Namun, Alhamdulillaah, mereka juga selalu mendapatkan pertolongan Allah. Semakin mendekati kemenangan, mereka yakin ujian akan semakin banyak. Mereka meyakini bahwa mereka adalah pengibar bendera hitam dari Timur, mereka adalah orang-orang yang berjual beli dengan Allah, harta dan jiwa mereka.

Keesokan harinya, Ahad 08.00 WIB, Regu Ar Rayah melanjutkan amanah mereka membawa Ar Rayah Raksasa menuju Atap Jawa Barat. Dari Pos Bapa Tere, mereka mesti menempuh sisa 1.053 mdpl menuju Puncak Linggarjati. Adapun jarak perjalanannya sekitar 3,4 km. Dari Puncak Linggarjati, bibir kawah sekitar 2 km telah menanti untuk dilewati menuju Puncak Palutungan. Dari Puncak Palutungan, mereka mesti turun 128 mdpl atau sekitar 300 m untuk menemui Regu Al Islam dan Regu Al Liwa di Goa Walet. Lalu, mereka naik lagi dari Goa Walet menuju Puncak Palutungan untuk bersama mengibarkan Al Liwa Raksasa dan Ar Rayah Raksasa di Atap Jawa Barat.



Total jarak perjalanan yang menanti mereka terbentang sepanjang 6 km. Menuju puncak, jalan makin terjal, oksigen semakin tipis, angin makin kencang, kaki makin lelah, pundak makin sakit, dan nafas semakin berat. Namun, kasih sayang Allah dan pertolongan-Nya juga terbentang sepanjang 6 km di hadapan mereka. Fisik mereka makin lelah, tapi kerinduan mereka semakin kuat, rindu akan turunnya Pertolongan Allah.

Panji Rasulullaah 5x7 m yang terlipat rapi dalam ransel, embun pagi yang belum kering, kicauan burung, dan beberapa tetes air mata menemani untain doa:

Allahu Akbar, Allahu Akbar, Allahu Akbar. Ampuni Dosaku ya Allah, Ampuni Dosaku ya Allah, Ampuni Dosaku ya Allah. Jadikan Alam Sahabat Kami, Jadikan Alam Sahabat Kami, Jadikan Alam Sahabat Kami. Yaa ayyuhalladziina aamanuu ingtangshurullaaha yang shurkum, wa yustabbit aqdamakum


Dari Ibnu Abbas radhiyallahu ’anhuma, bahwa Rasulullaah saw bersabda,

Dua mata yang tidak akan disentuh oleh neraka; mata yang menangis karena takut kepada Allah dan mata yang berjaga di jalan Allah.

HR. At-Tirmidzi


Bersambung
Sumber : http://www.bdg.news/2017/02/royatul-islam-hidup-selamanya-2-terus_36.html

#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor

Assalammu'alaikum Sahabat..

Oleh : Abu Nusaibah Royatul Islam

Di mana ada kematian, di situ ada kehidupan. Di mana ada kegelapan, di situ ada cahaya. Di mana ada cerita horor, di situ ada legenda.

Semoga Allah Memberikan Rahmat dan Berkah Pada Utsman Badar, Syabab Hizbut Tahrir Australia Yang Telah Menceritakan Heroisme Brigade Royatul Islam di Aleppo. Semoga Allah Menyempurnakan Pahala Syahid Pada Seluruh Anggota Brigade Royatul Islam. Aaamiinnn.

Sabtu (21/01/2017) dini hari, sebanyak 36 syabab berkumpul untuk yang pertama dan terakhir kali menjelang pendakian Gunung Tertinggi Jawa Barat, Ciremai 3.078 mdpl. Sebelumnya, mereka hanya berkoordinasi melalui media sosial dan mempersiapkan diri dari daerah masing-masing. Mereka berasal dari Bandung, Cirebon, Kuningan, Jakarta, dan Bekasi.

Salah satu penginapan di Jln. Kanggraksan, Cirebon, menjadi saksi bisu misi gabungan yang dilakukan oleh para syabab pemberani tersebut.

Mereka bukanlah pendaki profesional, mereka bukanlah pasukan terlatih, mereka juga bukan pemuda kuat berdada bidang dan berotot tebal. Mereka adalah pengemban dakwah, orang-orang yang yakin terhadap Mabda Islam, yang merindukan Syariah dan Khilafah tegak di muka bumi. Beberapa di antara mereka adalah Dedi Saptaiji (56 tahun), Muhammad Indra Themmy (54 tahun), Dadan Hendarsah (50 tahun), dan Ilham Zairi (15 tahun).

Mereka semua, dihadapkan pada salah satu gunung paling terkemuka di Indonesia. Gunung yang menyimpan banyak cerita, baik mengenai keindahannya maupun tentang para pendaki yang mesti kehilangan nyawanya.

Sebelum 36 syabab tersebut mendaki Gunung Ciremai, mereka berkumpul untuk mendapatkan penjelasan teknis terkait pendakian dari Ketua Misi Royatul Islam, Aconk Haryadi, Wakil Ketua Misi, Tachta Rizqi Yuandri, dan Ketua Divisi Peserta, Rahmat Supriatna (Brand). Mereka bertiga menyampaikan sejumlah pesan penting untuk diperhatikan, terutama terkait skenario pendakian.

Pekik takbir menggema di tengah kegembiraan menyambut kemenangan yang hampir tiba. Doa dan dzikir dilantunkan pada detik detik sepertiga malam terakhir. Berharap Allah dan malaikatNya menjadi penjaga mereka, pembawa Kalimat Tauhid, pengusung Al Liwa dan Ar Rayah.

Setelah melakukan rapat teknis dan mendirikan sholat tahajud, seluruh anggota misi pun berangkat sesuai regu masing-masing.

Misi Royatul Islam adalah misi mengibarkan Al Liwa (Bendera Islam) Raksasa 5x7 meter dan Ar Rayah (Panji Islam) Raksasa yang juga berukuran sama. Pendakian tersebut bukanlah pendakian biasa, karena dilakukan melalui tiga jalur pendakian secara sekaligus.

Jalur Palutungan didaki oleh Regu Al Islam (14 anggota) yang bertugas membawa peralatan dokumentasi. Jalur Apuy didaki oleh Regu Al Liwa (11 anggota) yang bertugas membawa Al Liwa Raksasa. Sementara Jalur Linggarjati didaki oleh Regu Ar Rayah (11 anggota) yang bertugas membawa Ar Rayah Raksasa.

Pendakian melalui tiga jalur terinspirasi oleh Perang Badar dan Fathu Makkah. Pada Perang Badar, Umat Islam dihadapkan pada dua pilihan, dibinasakan Kaum Musyrikin atau mendapatkan Pertolongan Allah. Sementara ketika Umat Islam telah mendapatkan Pertolongan Allah, mereka terus berjaya hingga akhirnya bisa membebaskan Kota Mekah dan memasukinya dari tiga penjuru.

Pasukan Islam datang dari 3 penjuru dengan masing-masing pasukan dipimpin oleh Khalid bin Walid, Zubair bin Awwam, dan Abu Ubaidah bin Al Jarrah.

Bercermin dari hal di atas, maka keberhasilan Misi Royatul Islam, selain ditunjang oleh persiapan yang matang dan maksimal, juga ditentukan oleh turunnya Pertolongan Allah. Oleh karena itu, para pendaki adalah mereka yang meyakini Islam sebagai mabda dan meyakini Allah sebagai sumber kekuatan, satu-satunya pemberi pertolongan.

Apakah kamu mengira akan masuk surga, Padahal belum datang kepadamu (cobaan) sebagaimana halnya orang-orang terdahulu sebelum kamu? Mereka ditimpa malapetaka dan kesengsaraan, serta digoncangkan (dengan bermacam-macam cobaan) sehingga berkatalah Rasul dan orang-orang yang beriman bersamanya: “Bilakah datangnya pertolongan Allah?” Ingatlah, Sesungguhnya pertolongan Allah itu amat dekat.
(QS. Al Baqarah 214)

Ternyata, memang pertolongan Allah tidak gratis. Selama pendakian, Dia terus membeli upaya terbaik setiap individu untuk imbalan diberikannya pahala terbaik dan pertolongan-Nya. Sebelum Misi Royatul Islam diberikan Pertolongan Allah dan dimenangkan oleh-Nya, berbagai ujian menimpa setiap regu. Cedera kaki, dehidrasi, kekurangan makanan, hipotermia, tersesat, hingga hampir melayangnya nyawa salah seorang anggota misi.

Sebagaimana yang dikatakan oleh Ustadz Felix Siauw terhadap seluruh anggota misi sebelum melakukan pendakian, berbagai ujian ukhuwah dan godaan putus asa juga kerap menghinggapi selama perjalanan misi.

Namun demikian, semua itu berhasil dilewati, seluruh anggota Misi Royatul Islam berhasil mencapai Atap Jawa Barat. Al Liwa Raksasa dan Ar Rayah Raksasa pun berhasil dikibarkan. Seluruh peristiwa yang dialami oleh 36 Anggota Misi Royatul Islam, akan menjadi kisah yang tidak terlupakan. Perjuangan selama sekitar 48 jam di Gunung Tertinggi Jabar, menjadi kenangan manis. Kemenangan Bendera Islam dan Panji Islam di Atap Jawa Barat, akan hidup selamanya bersama kenangan Brigade Royatul Islam di Aleppo.

Wahai kaum mukmin, sekali-kali kalian jangan beranggapan bahwa para mujahid yang terbunuh ketika membela Islam itu mati. Mereka itu hidup di sisi Tuhan mereka, dan selalu memperoleh rahmat. Para syuhada selalu gembira dengan rahmat yang Allah berikan kepada mereka. Para syuhada selalu diberi kabar gembira tentang saudara-saudaranya yang akan menyusul sesudah mereka. Para syuhada tidak mempunyai rasa takut menghadapi musuh, dan tidak mempunyai rasa sedih kehilangan jiwa dan harta mereka. Para syuhada selalu digembirakan dengan nikmat Allah dan karunia-Nya. Sungguh Allah tidak akan menyia-nyiakan pahala bagi orang-orang mukmin.
(QS. Ali Imran 169-171)

Keberhasilan misi ini, menjadi bukti. Dengan berbagai keterbatasan sekalipun, ketika persiapan dilakukan dengan serius dan matang, ketika doa-doa telah dipanjatkan, ketika fisik dan mental telah dikerahkan hingga batas maksimal, ketika tiada lagi daya dan upaya yang dapat dilakukan manusia, maka segalanya mudah bagi Allah.

Saudaraku, Syabab dan Syabah di manapun kalian berada. Demi Allah, berjuanglah, bertahanlah, hingga kita dimenangkan oleh Allah, atau binasa dalam perjalanan menuju kemenangan. Kisah mengenai 36 pendaki mungkin hanya main-main dibandingkan perjuangan kalian, terlebih jika dibandingkan dengan apa yang dilakukan oleh para syuhada. Akan tetapi, inilah yang sementara dapat mereka lakukan, hingga Allah memberikan mereka kesempatan untuk mengikuti langkah para syuhada, memurnikan jiwa dan darah mereka dengan politik luar negeri yang hakiki, dakwah dan jihad.

Inilah kisah mereka

Bersambung...

Sumber : http://www.bdg.news/2017/01/royatul-islam-hidup-selamanya.html

#CordobaRendoor #CordobaRentalOutdoor

Total Tayangan Halaman

MKRdezign

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *

Diberdayakan oleh Blogger.
Javascript DisablePlease Enable Javascript To See All Widget